Berhenti Menanggapi Pengganggu

Ada sebuah kisah tentang seorang Ayah, seorang anak, dan seekor keledai.  Ayah dan anak tersebut, bersama dengan keledainya, tengah menempuh perjalanan dari kota A menuju kota B. 

Karena mereka hanya memiliki satu keledai, maka sang ayah mempersilakan putranya untuk menaiki keledai, sementara ia berjalan kaki sambil menuntun si keledai. Di tengah jalan, mereka bertemu dengan beberapa orang. Melihat si anak naik keledai dan si ayah berjalan menuntun, maka orang-orang yang dijumpai itu berkata:

"Alangkah buruknya akhlaq anak itu! lihatlah, ia menaiki keledai dan membiarkan ayahnya lelah berjalan."

Mendengar ucapan demikian, maka sang anakpun turun, dan meminta ayahnya untuk menaiki keledai, sementara anak itu sekarang berjalan sambil menuntun keledai - menggantikan sang ayah. 

Mereka kembali menempuh perjalanan, tak berapa lama kemudian, mereka berpapasan dengan orang di jalan. orang-orang itu mengatakan,

"Orangtua macam apa dia! yang tega membiarkan anaknya berjalan dengan peluh, sementara dia dengan enaknya menaiki keledai."

Mendengar ucapan tersebut, maka ayah dan anak itupun memutuskan untuk turun. Mereka berdua berjalan kaki sambil menuntun keledai.

ketika mereka melanjutkan perjalanan, hal yang sama terulang lagi. Mereka berpapasan dengan orang lalu orang-orang itu mengatakan,

"Lihatlah dua orang ayah dan anak itu. Betapa bodohnya mereka. Memiliki keledai tetapi malah berjalan sambil menuntun si keledai." mereka berkata sambil tertawa mengejek.

Karena sedari tadi selalu dicibir orang, maka ayah dan anak tadi memutuskan untuk bersama-sama menaiki keledai. Mereka yakin dengan begitu, tidak ada lagi orang di jalan yang akan mengatai mereka. 

Setelah kembali menempuh perjalanan, sambil menaiki keledai bersamaan, ternyata masih saja ada orang yang mencela begini,

"Dasar ayah dan anak tidak berperasaan! lihatlah, mereka menaiki keledai secara bersamaan."

..

dari kisah di atas, dapat kita ambil ibrah, bahwa apapun yang kita lakukan, pasti akan ada orang yang dengan sepenuh hati mendukung. Sebaliknya, tentu akan ada saja orang yang mencela.

Kita tidak akan mungkin mendapat dukungan sepenuhnya atau dicela sepenuhnya.

oleh karena itu, penting kiranya untuk menata hati - agar tetap fokus pada hal-hal baik dan mengabaikan setiap perkataan buruk yang masuk ke dalam telinga kita.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment