Meramu

MERDABA ~ Meramu Damai Bersama

SASTRA

Goresan Tinta Cerpen dan Puisi

BOOK CORNER

Temukan Rekomendasi dan Review Buku dari Meramu.com

SEPUTAR ISLAM

Artikel Seputar Islam.

Biology Corner

Belajar Biologi Bersama

Jangan Lupakan Hari Ini

Kenangan yang menyakitkan
Kenangan saat melukai dan dilukai
kenangan saat dibuang dan kembali
orang yang bisa tumbuh bersama semua kenangan itu
akan menjadi lebih kuat, bersemangat,
dan mudah menyesuaikan diri
orang seperti itu yang bisa mendapatkan kebahagiaan.

Jangan lupakan semua itu,
Ingatlah dan hadapi
jika tak dihadapi,
kau hanya selalu menjadi anak kecil
dengan jiwa yang tak bertumbuh

-- It is okay not to be okay, Ep 1

There

If I am not there to embrace you dear
I am there as prayer
I will do you a lot of things
I promise

If I am not there to sweep your tears dear
I will be there as wind
To wipe your tears up
Till dry
Then make you feel okay

Just remember
That I always there
Seen or unseen
remember that I am there
in your heart
for now, tomorrow, and ever after

BAGI FOKUS

Di jaman millenial, kayaknya kita ga boleh do one thing only dan mengabaikan yang lainnya. Dengan kata lain, kita harus multitasking. Tapi multitasking itu membuat kita jadi ga fokus. Ada banyak hal yang mesti dipikirkan. Ada banyak hal yang harus dikasih prioritas. 

Aku sendiri dilema sekali soal ini. Bagaimana caranya aku bisa nulis buku, ngajar di sekolah, ngajar tpq depan rumah, berkebun, memasak dan mencuci di rumah secara terus menerus tanpa ada yang keteteran? kayaknya agak berat. 

Kalau sekarang, aku melepas kegiatan ngajar di TPQ. dengan berat hati, but somehow aku belum bisa bagi waktu dengan baik. daripada mengecewakan kan. Jadinya aku pilih stop dulu. Nanti gabung lagi kalau sudah lebih settle. Sementara ini, kayaknya cukup dengan ikut beberapa event dan perkembangan TPQnya saja. Untuk ngajar rutinnya, break dulu.

Well, soal ini aku masih belajar. Belajar buat mengatur waktu dengan lebih baik. Kalau aku dulu suka main-main, sekarang aku tetap suka main-main :D. cuman waktunya lebih dikurangi. Kalau dulu suka rebahan, sekarang juga masih sukaa rebahan, tapi rebahannya disambi mikir. kalau dulu suka ngelamun kagak jelas, sekarang juga masih hehe.

Ga ada kegiatan yang dikurangi sih, nulisnya juga masih istiqomah meskipun tersendat. Cuman kadang memang suka amburadul di tugas-tugas administrasi kayak revisi RPP dan nulis jurnal mengajar. aku suka nulis tapi aku ga suka nulis jurnal x,x

Terus gimana?
Karena multitasking gabisa dihindari, alternatif lain yang bisa diambil adalah salah satunya dengan bagi fokus. Emang sih, mau gimanapun juga, kalau sungai alirannya cuma satu, arusnya pasti lebih kuat dibanding dengan sungai yang memiliki banyak aliran. tetapi kalau yang punya banyak aliran itu sungai segede amazon, terus yang alirannya satu itu sungai di pinggir rumah. ya tetap bakal lebih kuatan arus anak cabang sungai amazon dibanding sungai samping rumah. So depends on its source.

Untuk multitasking, rasanya memang gabisa tiba-tiba sih ya. simsalabim terus kita jadi superhuman yang bisa menghandle many tasks at a time. impossible banget seperti itu. untuk awalan, kita memang harus belajar dulu. pelan-pelan. 

Kalau di bulan-bulan pertama mencoba multitasking kita masih keteteran, mungkin di bulan-bulan berikutnya kita bisa lebih baik dan lebih teratur. Begitu terus sampai kita jadi lumayan canggih untuk mengerjakan banyak hal dalam satu waktu.

Dalam satu waktu?
ga juga sih ya aslinya. 
Misal ada 5 tugas. just say it seperti nulis cerpen buat lomba A, nyimak anak-anak ngaji al Quran, bikin panduan OSIS, merawat hidroponik, dan mencuci baju di rumah. jelas aku gabisa ngerjainnya di satu waktu. Harus ada timingnya masing-masing. semisal pagi buat nyuci baju soalnya pagi itu aku ga fokus ngapa-ngapain. Siangnya bikin panduan osis sambil ngobrol* dengan pihak terkait, sorenya ngecek perkembangan hidroponik, malamnya nyimak anak ngaji quran, agak malam lagi coba nulis cerpen. jadi ngerjain tugasnya bergantian.

terus kapan mainnya?
di sela-sela ngerjain tugas pas lagi jenuh. aku nda begitu suka drakor sih, jadi ga perlu mantengin drakor lama-lama. sebagai gantinya aku main game dress up. game yang monoton tapi seru banget bagi cewek haha.

kendalanya sih satu: kalau pas lagi malas banget, duh satu kerjaan yang ditunda bisa jadi tertunda selamanya. soalnya kalau udah numpuk jadinya kan males banget mau ngerjain. terus lama-lama lama-lama jadi tambah berat dan jadi beban yang ga terselesaikan.

pokoknya sekarang lagi nyoba banget buat bagi fokus. buat bener-bener fokus pada apa yang dikerjakan. kalau dulu suka memulai dan gabisa mengakhiri, sekarang kayaknya sudah lebih bisa memulai sekaligus mengakhiri. eits,lebih tepatnya menyelesaikan sih ya. karena katanya, pekerjaan yang baik itu pekerjaan yang selesai.

sekarang belajar buat ga terlalu menggebu-gebu di awal, standar saja, yang penting semangatnya longlast sampai akhir. dan pekerjaannya bisa selesai sesuai dengan yang diharapkan meski ga muluk-muluk dan ga besar.

teruss..
sekarang juga belajar buat take consequences. dari dulu emang suka nabrak rules sih akunya ya, tapi truly, aku takut banget menghadapi masalah. aku takut orang lain memandangku buruk. aku takut aku mengecewakan orang lain. tapi sekarang belajar buat lebih menerima facts that pandangan manusia dan kebahagiaan manusia itu bukan tanggung jawab kita. do saja versi terbaik kamu. resultnya let it be whatover it would like to be. 

dan yang paling penting..
sekarang belajar buat ngasih prioritas pada diri sendiri.
Ngasih kesempatan buat melihat hal lain yang bisa dilihat.
ngasih kesempatan buat ga terlalu tenggelam dengan pemikiran-pemikiran yang ga perlu.

intinya terus belajar sih.
patah gapapa yang penting bangkit lagi.
sakit gapapa yang penting harus healing.
jatuh gapapa yang penting bisa lari lagi.

very very last thing,
kita ga boleh merasa paling bisa atau paling bener sendiri.
gimanapun kita tetap butuh partner. kita butuh orang lain untuk jadi support-system kita.
kita butuh orang lain untuk diajak berkolaborasi dan bekerjasama.
lagipula, kalau berhasilnya bareng-bareng rasanya bakal beda, dibanding kalau berhasil sendiri.
memang sih, 
dalam berinteraksi pasti ada friksi. pasti ada ga cocoknya. pasti ada bedanya.
tapi itu seni dalam hidup bersama.
jadi kita nikmati saja. ya.
ayo holding hand.
jangan jalan sendiri-sendiri. ga enak. berat dan sepi.







Alright

I am not alright I guess
but its alright 
it is just a stage
soon I will be better

JUST

Just if there nothing is worth enough to struggle for, why are you still here?
Are you messing with yourself?
are you planning to throw yourself to futility?
what a shame of you!

Runaway

Bektiharjo, Tuban
July 16 2020
9 a.m

A runaway from my silliness
Deepest sorry my self
I am out of control sometimes
I just naturally have those talent of being silly
It is inevitable in some certain conditions
Pardon me



Alhamdulillah



Alhamdulillah ada kabar baik hari ini.
Setelah menunggu sekian lama, finally pengumuman keluar juga hehe.
Seharusnya hasil lomba diumumkan 17 Juni kemarin. But then telat hampir satu bulan. Aku bahkan sudah ga berharap sama lombanya. Beberapa lomba kadang emang ilang gitu saja tanpa ada tindak lanjut. Terus aku ga yakin menang juga, soalnya lombanya tingkat nasional. Kemarin niatnya coba* saja, kalau menang kan lumayan, dapat tambahan tabungan :D

Jadi pesan moralnya:
Jangan takut mencoba. Kalau gagal ya coba lagi. Kalau gagal lagi ya coba lagi. Kalau gagal terus?
Kalau gitu kayaknya perlu ada yang direvisi deh haha.
Yang jelas gagal sekali sepuluh kali itu normal. So much normal. Maka dari itu jangan mudah patah dalam sekali lima kali jatuh yaa ^^
You deserve a try, a failure, a apa lagi ya. Pokoknya You worth a success. Asal kamu ga gampang nyerah.
Yah, no matter di urutan keberapapun, kelimapuluh misalnya, yang penting kan kecantum. Lumayan. Daripada enggak.

Cerpen yang diikutkan lomba kali ini alurnya ga jauh beda dari cerpen yang biasa aku tulis. Ada unsur sejarah, budaya, kritik sosial, cinta tentu saja, dan mengambil latar yang dekat denganku.

Kebetulan setting latarnya kota Tuban. Lebih tepatnya Pantai Boom dan Kec. Semanding. Tokoh utamanya menderita schizofrenia. Namanya hampir mirip dengan tokoh utama cerpen terakhir yang aku tulis kemarin. Kalau kemarin namanya Bara, sekarang namanya masih mengandung 4 huruf itu ditambah 3 huruf baru.

Kenapa nama itu lagi padahal banyak nama lain yang lebih oke?
Jawabannya jelas, aku masih sangat suka dengan nama Bara. I dunno why. Pokoknya suka gitu saja. Suka dengan orangnya juga. Eh :v

Tapi serius. I like someone with that name hehe. Dan aku hanya mengenal satu orang dengan nama itu. Di lingkaranku.

Sayangnya, sekarang masih proses move on. Soalnya kayak gada harapan gitu sama penyandang nama itu. Jadi faster better. I mean faster move onnya kak.
Biar ga terus*an memandang ke arah yang salah. Kan yang bertepuk sebelah sebelah gitu ga enak ya. Kayak dikacangin 🤣 kan sakit. Terus merasa bodoh juga. Jadi sekarang sedang mencoba cerdas wkwk




Cukup

Kadang lelah banget seperti ini. Lelah hati. tapi bersyukur masih sehat secara fisik dan pikiran.

Kadang rasanya gimana juga, tapi kan hidup memang ga akan lepas dari gesekan, unless we are dead already.

Ya bersyukur atas setiap jungkir balik, karena dengan begitu kita disebut hidup. Ya kan? Hehe

Lagipula, begini memang irama manusia. Kadang dekat kadang jauh. Kadang sepemikiran kadang engga. Kadang mendukung, eh tapi jangan sampai menjatuhkan.

Kadang kecewa sekali. Kadang juga dibuat luluh dan bangga. Yang penting, ayo dijaga emosi kita. Perasaan kita. Diatur kadar kemakluman dan kesabarannya.

Ya begitu saja kan.
Namaya juga manusia.
Ga ada yang sempurna.

LINGSIR WENGI

Beberapa waktu terakhir rasanya aku mulai kehilangan arah.

Aku pernah membaca, ketika seorang santri mulai kehilangan rutinitas wiridnya, maka saat itu juga ia kalah. Dan kurasa, aku kalah. Kalah dengan hawa nafsuku sendiri. Kalah dengan banyak hal yang tampaknya menarik di muka bumi ini.

Sulit sekali untuk memulai lagi.

Lalu suatu hari, ketika sedang mencuci, entah bagaimana karena HP sedang dicharge aku nyanyi-nyanyi lingsir wengi sendiri. Tembang itu favoritku. Ya, aku pecinta semua genre lagu asal lagu itu enak didengar.

Biar kutulis ulang liriknya,

 

Lingsir wengi

Sepi durung biso nendro

Kagodho mring wewayang kang reridu ati

Kawitane ra sengojo njur kulino

Ra ngiro yen bakal nuwuhke trisno

Nanging duh tibake aku dewe kang nemahi

Nandhang bronto kadung loro sambat-sambat sopo

Rino wengi sing tak puji ojo lali

Janjine ugo biso tak ugemi

 

Sedari aku tahu lagu ini digubah Sunan Kalijaga, aku berpikir bahwa lirik ini pasti mengandung unsur-unsur agama. Tetapi sejauh aku merenungi, aku hanya bisa menangkap nada-nada jatuh cinta dan patah hati. “Tidak menyangka akan menimbulkan rasa cinta. Sudah terlanjur sakit harus mengadu kepada siapa”. Bagi siapapun yang sedang patah hati, kukira lagu ini tepat untuk dinyanyikan. Menggambarkan sedikit keputusasaan dan harapan.

Tetapi kemudian aku mengerti, lagu ini tidak bercerita tentang patah hatinya seseorang karena cinta yang entah tidak tersampaikan atau tidak disampaikan.

Mungkin pemaknaannya bergantung pada kondisi setiap individu.

Lingsir wengi sepi durung biso nendro.

Menceritakan kondisi seseorang di mana ia sedang sangat gundah. Sehingga banyak pikiran di kepalanya menghalanginya untuk terlelap dalam tidur.

Kagodho mring wewayang kang reridu ati

Pikiran itu dapat berupa apa saja. Hal-hal yang berkaitan dengan dunia. Hal-hal yang sifatnya menarik hati. Harta, tahta, wanita? Apa saja yang berpotensi menjauhkan hati kita dari Sang Pencipta.

Kawitane ra sengojo njur kulino Ra ngiro yen bakal nuwuhke trisno

Semua hal itu awalnya hanya coba-coba. Dengan keyakinan yang luar biasa bahwa kita tidak akan terjerumus ke dalamnya. Tidak akan mencintai terlalu dalam. Mengharapkan terlalu dalam. Terlena terlalu dalam. Sehingga pada akhirnya selalu merasa kurang. Dan ujung-ujungnya susah berhenti dari apa yang awalnya hanya ingin kita coba.

Nanging duh tibake aku dewe kang nemahi

Nandhang bronto kadung loro sambat-sambat sopo

Sampai pada akhirnya kita sadar, bahwa kita telah menempuh jalan yang keliru. Bisa jadi sadar sebelum terlambat, bisa jadi sadar karena sudah terlanjur jatuh. Dan mau tidak mau, ada rasa sakit yang harus dihimpun. Bingung mau ke mana. Lalu saat itu kita ingat, Allah tidak pernah meninggalkan kita.

Rino wengi sing tak puji ojo lali

Janjine ugo biso tak ugemi

Bait terakhir ini seakan menagih janji Allah yang akan mengampuni setiap hambaNya yang mau bertaubat. Janji yang mengatakan bahwa pintuNya akan selalu terbuka bagi mereka yang mau kembali. Dan dengan begitu, kita yang pernah salah ini, bisa mengharapkan ridho dan kasih sayangNya lagi.

 

Setelah diangan-angan seperti itu, menyanyikan lagu ini menjadi terasa menentramkan. Karena ternyata, Allah memang selalu ada untuk kita. Tidak peduli apa.