Tips and Trick SKRIPSI part 1


Hello Muda-ers

Kalian pasti sudah ga asing kan dengan istilah Tugas Akhir, Skripsi, atau apalah itu?
Pastinya dong. Biarpun pada tahun 2014 dulu sempat ada isu bergulir yang mengatakan bahwa Skripsi akan dibumihanguskan, tapi kenyatannya sampai pada tahun 2018 ini skripsi masih eksis dan tetap menjadi bulan-bulanan mahasiswa tua :D.

Mahasiswa semester akhir memang akan selalu disibukkan dengan satu mata kuliah yang hanya berbobot 4 SKS tetapi menyita waktu berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Bergantung pada individu masing-masing sih ya, dan juga satu faktor penting yang tidak boleh terlupa: Dosen Pembimbing.

Dosen pembimbing (Dosbing) merupakan faktor penting dalam kecepatan pengerjaan skripsi. Tipe dosen pembimbing akan berpengaruh pada tingkat kesulitan dan kerunyaman skripsi kita. Selain itu, tipe dosen pembimbing berdasarkan tingkat kesibukan juga akan mempengaruhi seberapa cepat skripsimu akan selesai.

Nah, di sini kita akan mengupas beberapa tipe Dosen Pembimbing, mulai dari yang killer, yang serba memudahkan, dan yang taruh loker saja nanti saya koreksi.

Sebagaimana manusia nih Gaess, Dosbing juga bervariasi. Jadi kalian harus benar-benar mengenali masuk tipe manakah dosbing kalian itu. Biar apa? biar kalian tahu trik dan tips apa yang bisa kalian terapkan untuk menghadapi dosen tersebut, sehingga skripsi bisa selesai tepat pada waktunya.

Satu : TIPE DOSEN KILLER


Tipe dosen ini adalah tipe yang paling dihindari oleh sebagian besar mahasiswa. Alasannya jelas, Dosen Killer akan menuntut banyak hal dan yang paling tidak mengenakkan -- dosen killer tidak akan membiarkan satu bimbinganpun berlalu tanpa omelan.

Satu hal yang pasti akan kamu alami ketika bimbingan dengan Dosen killer adalah senam jantung. Tepat sebelum memasuki ruangan Dosen, kamu akan merasakan yang namanya deg-degan yang tidak disebabkan oleh faktor cinta. Ada perasaan was-was dan takut yang campur aduk menjadi satu. Keringat dingin akan merembes keluar dari telapak tangan, dan doa-doa akan otomatis terlantunkan.

Kalau untuk Tipe Dosbing satu ini, alhamdulillah aku sudah cukup merasakan dan berpengalaman Gaess.

Kebetulan Dosbing satuku dulu waktu kuliah di Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang terkategorikan dalam tipe killer dan busy. Jadi untuk bertemu beliau harus bener-bener nunggu waktu yang tepat dan rela antri berlama-lama karena mahasiswa bimbingan Beliau tidak cuma mahasiswa S1, tetapi juga mahasiswa S2 dan S3.

Most of mahasiswa di jurusanku enggan kalau mendapat Dosen satu ini. Selain memegang mata kuliah Ekologi, Dosbingku juga menjabat sebagai Wakil Dekan 1, yah meskipun ga sebusy rektor, tetapi tetap saja jam terbang Beliau tinggi. so, set up a right time to have bimbingan itu penting banget. Bahkan kadang harus rela nunggu mulai pagi sampai sore agar bisa bimbingan ke Beliau.




Hal pertama yang bisa kamu lakukan jika mendapat Dosbing killer adalah kirim fatihah sebanyak-banyaknya kepada Bapak atau Ibu Dosen. Sudah tahu caranya kan? urutin mulai dari Nabi Muhammad sampai nanti tiba ke jatahnya Dosbing. Biasanya waktu efektif buat kirim fatihah adalah setelah sholat wajib 5 waktu.

Kedua, kalau Fatihahnya sudah. Banyak-banyakin baca sholawat. Ga usah yang redaksinya panjang-panjang. Yang pendek-pendek saja. Allahumma sholli 'ala Muhammad. Insyaallah itu juga sudah manjur kok.

Konon katanya, dan sudah banyak yang approve, Sholawat itu bisa memudahkan segala urusan kita. Insyaallah. Jadi kayaknya bakal good banget kalau setiap harinya kamu ga melewatkan 100 sholawat nabi. Siapa tahu melalui sholawat itu Allah akan memudahkan urusanmu ;)

ketiga, kalau urusan ghaibnya sudah. Kamu tinggal eksekusi waktu bimbingannya saja.

Yang perlu kamu ingat, Dosen -sekiller apapun itu- merupakan seorang manusia yang tentu masih punya hati nurani. Segalak-galaknya Beliau, pasti ada niat baik yang terselubung. Yaitu untuk membuatmu menjadi lebih tangguh dan lebih tahan banting.

Yakinlah dosen itu ga akan mempersulit. Dibalik sikap para Dosen killer yang kadang kita lihat sebagai sebuah penindasan, sebenarnya ada niat mulia: yakni membuat kamu belajar. Jadi jangan merasa susah, jangan sedih, apalagi putus asa. Jalani saja! Turuti saja apa maunya! dan kamu akan menemukan jalan. Insyallah.

Kuncinya kamu harus stay positive.

Kalau sekali-kali atau bahkan berkali-kali Dosen killer mengataimu "Mengecewakan", "Payah", "Ga belajar", "Mahasiswa apa bukan?" dan kata-kata tidak mengenakkan lainnya, yaa terima saja dengan legowo.

Itu adalah bagian dari pembelajaran. Dan yang paling penting, ketika dosen mengatakan itu - Beliau tidak benar-benar memberi kamu stempel seperti itu. Beliau hanya ingin tahu, seberapa kuat kamu mempertahankan argumen, seberapa kuat kamu sanggup mendapatkan perlakuan buruk, dan seberapa tangguhnya kamu ketika mendapatkan cemoohan.

finally, yang harus selalu kamu ingat. Dosen melakukan semua itu adalah untuk mempersiapkanmu menjadi Manusia Fresh Graduate yang benar-benar able untuk beradaptasi dalam lingkungan apapun kelak kalau sudah lulus. Sebab, dunia kerja itu ga bakalan selamanya mudah. Akan ada banyak chalenge dan pressure yang memang menuntut kamu untuk jadi tahan banting dan have a high persistence. Which is why, didikan dosen killer memang terkadang diperlukan.

Epilog nih yaa.
setelah sekian bulan bergelut dengan dosen killer, dengan perasaan takut setiap mau bimbingan, dengan perasaan jengkel karena beban skripsi lebih berat dari teman-teman yang lain, dan dengan berbagai gerutu yang sayangnya tidak bisa tertahan, aku kemudian menyadari satu hal:

bahwa menemukan Beliau (red: si Dosen killer) merupakan satu keistimewaan yang patut sekali aku syukuri. Kenapa? bukan berarti aku seneng dimarahi atau dicaci, hanya saja belakangan aku baru mengerti, bahwa dibalik sikap tidak baik yang terlihat, Dosbing satuku itu selalu menyempatkan waktu di sela-sela senggang Beliau yang tidak banyak.

Beliau bahkan rela melepas waktu istirahatnya agar mahasiswanya bisa bimbingan.

Pernah suatu ketika, waktu itu salah seorang temanku akan melaksanakan sidang skripsi, pada hari yang telah disepakati - Dosen Penguji utama yang notabene adalah Dosbing satuku belum juga muncul. Cukup lama sampai temanku itu menangis gegara sedih sidangnya batal.

Di tengah-tengah tangisan temanku, tiba-tiba Pak I (Dosbingku) muncul dengan langkah tergesa. Beliau mengajak temanku masuk ruangan agar sidang segera terlaksana sambil berkata

"Kenapa menangis? kalau sudah janji hari ini pasti akan saya tepati. Saya baru saja datang dari Jakarta, pesawatnya delay beberapa saat jadi saya tiba di sini terlambat."

Mendengar itu rasanya hatiku langsung luluh.

yahh.. di balik kekilleran Beliau memang tersimpan hati malaikat. dan dulu, dulu sekali, ketika awal bimbingan dan aku merasa Beliau jahat, ada satu hal yang menguatkanku untuk tetap bertahan dan berjuang: "Pak I adalah orang yang selalu menjaga sholat. Dan tidak mungkin orang yang menjaga sholat akan bersifat dholim kepada orang lain."

(Semoga sehat selalu ya Pak. Bahagia selalu.)

Jadi, buat kalian yang dapat dosen killer. Nikmati saja prosesnya. Hasil tidak akan menghianati usaha. Percayalah ;)

untuk Tipe Dosen Kedua, tunggu postingan selanjutnya yaa ^^



0 comments:

Post a Comment