Ada banyak hal yang bisa kau ingat tentang Yogyakarta. Sekali kau ke sana, akan ada saja yang membuatmu ingin kembali ke Yogya, lagi dan lagi. Terutama kenangan yang bisa kau himpun di sana, adalah kenangan yang sulit sekali mati. Terlebih jika kenangan itu kau dapatkan dengan seseorang yang berarti.
..
Tentang Yogya kemarin, semuanya sangat berarti. Pengalaman naik sepeda pancal keliling Malioboro, kebersamaan bersama anak-anak non-biologis, canda dan tawanya, lelah dan letihnya. Tidak ada yang tidak berarti. Tetapi entah mengapa, rasa-rasanya yang lebih memberi arti adalah kenangan bersama orang yang justru tidak ada di sana. Sedikit percakapan, yang meski sangat biasa saja, tetapi memberi banyak arti.
Aku tidak berharap akan ada bayangan tentang dia ketika aku tengah menikmati perjalanan ke Yogyakarta. Aku tidak ingin melewatkan momen berharga bersama anak-anak yang sebentar lagi akan menempuh jalannya masing-masing. Tetapi sungguh entah kenapa, justru melihat mereka, juga mengingatkanku kepada dia yang jauh di sana.
Ibarat aku tengah dalam sebuah dilema, ingin segera keluar dari arus tetapi sayangnya aku terlanjur terbawa dan menghayati setiap gelombangnya. dan Yogya, membuat aku semakin terbawa dalam arus itu. Membuatku semakin sulit melepaskan yang sudah terlanjur dimulai.
Titik Nol Yogyakarta. Sampai berjuma lagi. Aku tentu akan datang kembali. Pada saat itu terjadi, akan ada cerita yang tertulis lagi. Pada saat itu terjadi, akan ada jawaban yang bisa kita miliki. berhenti atau biarkan arus membawa diri.
0 comments:
Post a Comment