Meramu

MERDABA ~ Meramu Damai Bersama

SASTRA

Goresan Tinta Cerpen dan Puisi

BOOK CORNER

Temukan Rekomendasi dan Review Buku dari Meramu.com

SEPUTAR ISLAM

Artikel Seputar Islam.

Biology Corner

Belajar Biologi Bersama

REMARRIED EMPRESS BAGIAN 2

Judul : Remarried Empress
Author: Alpataleuteu (Alpha Tart)
Status: On Going
sumber novel:

REMARRIED EMPRESS

Bagian 2 - Tanda Awal Perselingkuhan
“Ada hal lain yang perlu dibicarakan Yang Mulia? Saya tidak bertanya kepada anda sesuatu yang tidak lazim. Sebagai pemilik Istana kerajaan, saya hanya bertanya kepada anda apakah anda benar-benar membawa seorang wanita yang terluka sebagaimana kabar yang beredar. Bagaimanapun, ini adalah sesuatu yang baru. Tidak pernah terjadi sebelumnya.”
Apakah caraku membicarakan ini terlalu berlebihan? Aku sudah berusaha untuk berbicara dengan nada biasa, bahkan aku memasang sebuah senyum ramah di bibirku. Aku berbicara dengan sangat biasa seolah aku tidak mengkhawatirkan apapun, hanya berbicara layaknya ketika aku mendikusikan persiapan perayaan tahun baru dengan Sovieshu. Aku jelas tidak ingin Sovieshu bahwa kabar ini sangat membebaniku sebagai seorang ratu⸺dan istri.
Sovieshu terlihat tidak nyaman. Kelihatan sekali dia tidak ingin membicarakan hal ini denganku. Aku tidak tahu apa yang dia sembunyikan tetapi situasinya benar-benar kaku dan dingin. Untuk beberapa saat hanya keheningan yang menjelma di antara kami. Bahkan nafsu makankupun sudah lenyap.
“Apakah kamu bertanya karena kamu hanya ingin tahu?”
Sovieshu melihatku dengan penuh selidik, dan aku melempar sebuah senyum kepadanya.
“Saya tidak akan bertanya jika saya tidak penasaran.”
“Wanita itu tidak sengaja terjebak di salah satu jebakan yang aku buat, dan aku membawanya ke istana tidak lain agar dia mendapatkan perawatan yang sesuai. Dia tidak terluka begitu parah, jadi aku menyuruh dia  untuk tinggal di salah satu ruangan bersama seorang pelayan untuk merawatnya.”
“Saya mengerti”
“Jangan khawatir. Aku tidak akan meminta dayangmu untuk mengurusi wanita itu lagi.”
Sovieshu melanjutkan potongan steak yang sedari tadi hanya terpotong setengah. Suara pisau yang menyentuh piring terdengar begitu keras, seperi suatu burung pelatuk yang sedang bergema di ruang makan ini. Nampaknya Sovieshu sangat kesal sehingga ia memotong daging dengan sedikit kasar. Biasanya dia juga mempunyai banyak topik untuk dibicarakan, tetapi sekarang dia hanya diam.
***
“Apa yang dikatakan oleh raja, Yang Mulia?”
Ketika aku kembali ke istana barat setelah makan malam, Dayang-dayangku sudah bergerombol di kamar, mereka bertanya kepadaku dengan penuh kekhawatiran.
“Dia... Raja tidak mengatakan banyak hal.”
Countess Eliza mengernyitkan dahinya menanggapi jawabanku yang mengambang.
“Jika demikian, kenapa anda begitu murung?”
Aku hanya diam saja.
“Tidak apa-apa Yang Mulia. Katakan saja kepada kami, Dengan begitu kami bisa mempersiapkan apa yang harus dilakukan selanjutnya.”
Aku menarik nafas dalam, sambil memaksakan diri untuk tersenyum tipis.
“Raja mengatakan bahwa wanita itu tidak sengaja terjebak di jebakannya raja. Dia tidak menyebutkan apakah wanita itu budah yang kabur atau sejenisnya,”
Setelah kupikir lagi, aku bahkan tidak tahu siapa nama wanita itu.
“Raja mengatakan bahwa dia hanya merawat wanita itu, dan nampaknya dia tidak senang jika aku membicarakan masalah ini.”
Segera setelah aku selesai dengan kalimat terakhirku, Laura terbangun dari tempat ia duduk. Dayang lainnya, yang notabene lebih mengerti etika, melihat Laura dengan tatapan seolah menyuuruhnya duduk, tetapi Laura sudah terlanjur tersulut emosinya sehingga ia tidak memperhatikan para dayang itu.
“Yang Mulia, tahukah anda bahwa apa yang dilakukan oleh Raja sama persis dengan apa yang dilakukan oleh ayahku ketika ia mulai berselingkuh dulu?”
Suara Laura meningga sehingga Countess Eliza memanggil namanya untuk memperingatkan. Tetapi Laura benar-benar sudah lepas kendali dan dia tidak akan berhenti berbicara meski sudah diperingatkan.
“Yang dilakukan oleh raja jelas adalah tanda awal adanya perselingkuhan. Lagipula, kenapa dia tidak ingin membicarakannya?”
Dayang yang lebih tua memarahi Laura karena berbicara terang-terangan. Tetapi bagaimanapun, mereka tidak membantah perkataannya.
Countess Eliza yang mengerti situasinya menjadi tidak menyenangkan, segera meminta para dayang untuk pergi. Sebagai seseorang yang lebih berpengalaman, Countess Eliza pasti tahu aku sangat tertekan. Dia lalu mendudukkanku di meja rias dan mulai menyisir rambutku.
“Raja adalah lelaki yang suka berburu. Dia pasti melakukan ini karena merasa bahwa menemukan seorang wanita tertangkap di jebakannya adalah sebuah keajaiban.”
“Countess.” Aku bersuara pelan.
“Iya, Yang Mulia?”
“Sebelumnya, Ibu pernah berkata kepadaku, bahkan jika raja mengambil seorang selir, aku tidak harus membiarkan diriku terluka karena hal seperti ini. Ada terlalu banyak kejadian seperti ini dan aku tidak harus mengharapkan adanya perbedaan dalam kehidupanku dan Sovieshu.”
Dahi tengah Countess Eliza tampak mengkerut. Countess Eliza beruntung karena memilki kisah pernikahan yang berbeda dengan para bangsawan lainnya. Mereka menikah bukan atas dasar politik, tetapi karena cinta. Jadi saran pernikahan yang diberikan oleh ibuku tentu tidak berlaku untuk seseorang seperti Countess Eliza.
“Aku tidak mengatakan hal ini kepada dayang lainnya, tetapi aku sudah mempersiapkan diri. Bahkan nanti jika raja benar-benar menjadikan budak itu sebagai selirnya, kurasa aku sudah sangat siap.”
“Yang Mulia,”
“Tetapi, mengetahui raja yang tidak mau membicarakan ini denganku, rasanya aku sedikit terpukul.”
Countess Eliza meletakkan sisirnya di atas meja. Aku memandangnya dan memintanya untuk jujur.
“Tidak peduli apakah raja memiliki sepuluh atau seratus selir, mereka hanyalah selir dan akulah ratunya. Sovieshu dan aku tidak pernah mencintai satu sama lain, bahkan sampai nanti jika kita sudah tidak bernafas lagi. Jadi secara teori, kita akan baik-baik saja. Tetapi, kenapa rasanya hatiku begitu kosong?”
Countess Eliza memeluk kepala dan pundakku. Dia begitu untuk beberapa lama lalu melepaskan pelukannya dan mulai berbicara,
“Meskipun pernikahan Yang Mulia raja dan ratu adalah pernikahan politik, Yang Mulia telah bersama-sama sejak kecil dan sampai saat ini. Tentu itu bukan sesuatu yang mengejutkan jika anda merasa kecewa. sayapun akan merasakan hal yang sama jika suatu hari anakku mengambil orangtua angkat, atau jika tiba-tiba orangtuaku mengambil orang lain sebagai anak dan lebih menyayangi dia karena dia lebih cantik. kecewa dan marah yang sama jika teman baikku memiliki sahabat lain yang lebih dekat dengannya. Jadi, itu adalah emosi yang wajar.”
“Jadi, apakah raja juga akan merasakan kekecewaan dan kemarahan itu jika aku dekat dengan lelaki lain?”
Countess Eliza tidak menjawab pertanyaanku. Dia mengambil sisir dan mulai menyisir rambutku lagi. Kuanggap itu sebagai jawaban ‘tidak’. Setelah beberapa saat, ia kemudian berbicara lagi,
“Sejujurnya, saya tidak bisa mengetahui itu Yang Mulia. Semakin besar cinta anda, maka semakin sulit ia untuk mengenali keadaan sekitarnya.”
Jadi aku memang tidak punya pilihan lain kecuali mengatasi patah hatiku ini sendiri. Aku memaksakan diri untuk tersenyum.
“Aku mengerti, Countess. Aku yakin aku akan segera merasa lebih baik. Lagipula, aku tidak akan bertemu dengan wanita itu,”
“Benar. Meskipun budak itu menjadi selir, dia tetap tidak bisa bergabung dalam lingkungan sosial kelas tinggi.”
Jika seseorang menjadi seorang budak bukan berarti dia tidak dapat menaikkan kelas sosialnya ke strata yang lebih tinggi. Seseorang yang menjadi budak karena mendapat hukuman akibat perbuatan salah satu keluarganya, dalam hal ini hukuman kolektif, maka ia bisa menaikkan derajat sosialnya ke tingkat yang lebih tinggi. Setiap tahun, kerajaan menaikkan status sosial beberapa orang budak menjadi rakyat sipil. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi budak yang kabur.
Menjadi seorang budak artinya orang itu pernah menerima dakwaan atas tindakan melanggar hukum yang mereka lakukan. Karena seorang budak yang kabur meninggalkan tuannya tanpa membayar uang tebusan, maka mereka dianggap sama seperti tawanan yang kabur dari penjara. Untuk itu, budak yang kabur dianggap sebagai sampah masyarakat. Tidak peduli seberapa besar Sovieshu mencintai wanita itu, dia tetap tidak memiiki kesempatan untuk tampil di kalangan para bangsawan kelas atas. Dia juga tidak akan memiliki kesempatan untuk bertemu denganku. Aku menganggukkan kepala demi menyakinkan diriku.
Benar kata Countess Eliza, wajar jika aku merasa kosong ketika seseorang yang telah menjadi suamiku tiba-tiba tertarik pada wanita lain. Perasaan kehilangan atau kecewa itu bukan sesuatu yang besar.
Oleh karenanya aku tidak boleh larut dalam emosi sekarang. Tidak peduli Sovieshu memiliki simpanan atau tidak, dia tidak akan bisa menggeserku dari posisi ratu. Hanya akan ada satu Ratu di satu kerajaan.
***
“Raja terus mengecek kondisi budak itu setiap hari? Dan bahkan datang ke ruangan si budak?”
“Aku dengar raja bahkan membawakan sendiri makanan untuk budak itu.”
“Kalau begitu raja sangat berani. Dia bisa setenang itu melakukan hal yang tidak pada umumnya”
“Kau tahu? Raja juga memanggil dokter kerajaan untuk merawat kaki si budak.”
Suara bisik-bisik itu terdengar dari balik semak.  Meskipun kebun Istana kerajaan memiliki dinding tanaman yang tinggi menjulang, kira-kira setinggi Sovieshu, aku masih bisa mendengar pembicaraan mereka samar-samar. Tapi masih terdengar jelas. Aku sendiri yang mendesain kebun ini. Dan aku sengaja meletakkan kursi gantung yang berbentuk seperti sarang di tempat rahasiaku ini. Aku jarang mengajak dayangku untuk datang ke tempat ini, seringkali orang-orang di seberang sana mengatakan banyak hal keras-keras tanpa tahu bahwa aku sedang mendengarkan.
“Sudah satu miggu,”
Aku menutup buku yang aku baca, kuletakkan sembarangan di pangkuan. Semakin Sovieshu tertarik dengan budak itu, maka gosip yang beredar tentangnya-pun akan semakin merebak. Perhatian semua orang sedang tertuju pada seorang wanita yang sedang berusaha mendapatkan cinta dari raja. Untung saja aku tidak pernah bertemu dengan wanita itu, karena aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan jika bertemu dengannya.
Di jadwal makan malam berikutnya, aku sama sekali tidak membahas tentang budak itu dengan Sovieshu. Aku berpura-pura bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi sehingga semua nampak berjalan begitu normal. Selagi makan malam, aku dan Sovieshu membicarakan persiapan perayaan tahun baru.
Aku telah memutuskan untuk berkompromi dengan diriku. Menahan rasa ingin tahu dan kesal yang sebenarnya terus menumpuk dalam hatiku. Tapi aku benar-benar telah memutuskan untuk abai. Sebaik mungkin beranggapan tidak tahu menahu tentang wanita budak itu.
Tetapi tiba-tiba sebuah kebetulan yang tidak menyenangkan terjadi, dan emosiku tersulut tanpa bisa dikendalikan lagi.

REMARRIED EMPRESS BAGIAN 1

Lately aku membaca sebuah webtoon yang sangat menarik hati. Judulnya The Second Marriage. Karena penasaran sekali dengan ceritanya, aku terjun ke browser untuk googling barangkali webtoon ini sudah tersedia di bahasa lain dengan episode yang lebih banyak. In case, aku cari webtoon dengan judul ini di aplikasi dalam bahasa lain tapi ga nemu, makanya aku googling hehe. Buat cari judul yang sesuai.
Lalu aku menemukan 'truth' bahwa webtoon ini diangkat dari sebuah novel. Ternyata sudah 100 lebih chapternya. Seneng dong. so pasti. Which is why, aku jadi kepengen menerjemahkan novel yang diunggah dalam bahasa inggris ini untuk memenuhi rasa hausku (dan mungkin juga penggemar Navier lainnya) yang ingin segera mengetahui lanjutan cerita di dalam bahasa yang familiar. Jadi, here it is, selamat membacaa ^^

Kosong

Kenapa rasanya ada yang kosong?
Aku tahu setiap perjalanan memiliki hambatan dan kecepatannya masing-masing. Tidak masalah kehilangan sekali waktu. Merasa baik dan kecewa sekali waktu. Merasa bangga di satu waktu dan merasa bukan apa-apa di waktu yang lain.

Tetapi kenapa rasanya ada yang kosong?
Di saat aku tahu mengetahui kebenaran adalah lebih baik daripada terus berada dalam cerita yang hanya kau sendiri tinggal di dalamnya.

Aku tahu semua akan menjadi baik seiring berjalannya waktu. Tetapi entah kenapa kosong itu bukan sesuatu yang bisa kuelakkan kehadirannya.

A

Resep Pizza Teflon Rumahan

Bahan Biang
1. 1 gelas kecil air (-+ 180 ml)
2. Gula 1 SDM
3. Fermipan 1 SDM

Bahan Dough
1. Tepung ∆ biru 250 gr
2. Telur 1 butir
3. Garam 1/4 sdt
4. Margarin cair / minyak 2 SDM (aku margarinnya pakai royal palmia yang plus butter)

Bahan Topping bebas, tapi aku pakai
1. Bawang bombay 1 buah
2. Sosis 2 biji
3. Jagung yang sudah direbus dulu 1 biji
4. Pentol secukupnya
5. Saus tomat atau cabai
6. Mayonnaise pedas (aku pakai merk Maestro)
7. Ditambah paprika dan daging cincang juga enak
8. Merica bubuk
9. Penyedap rasa (Royco/magic/masako)

Cara membuat
1. Campur bahan biang menjadi satu
2. Aduk sampai tercampur rata
3. Diamkan 10 - 15 menit (sampai keluar gelembung yang menandakan biang sudah aktif)
..
4. Sambil menunggu biang, kita buat doughnya
5. Masukkan Bahan dough ke dalam wadah
6. Aduk hingga menjadi rata (aku pakai garpu)
7. Setelah biang berbusa, sedikit demi sedikit masukkan biang ke dalam adonan dough. Aduk-aduk sampai adonan menjadi kalis. Pakai tangan saja biar cepat ya 🤞
8. Setelah itu tutup adonan menggunakan serbet. Pastikan ga ada udara masuk ya.
9. Diamkan antara 45 - 60 menit (aku ambil yg 60 biar mengembang sempurna)
..
10. Untuk topping: iris semua bahan lalu tumis menjadi satu (kecuali mayonnaise ya).
..
11. Olesi teflon dengan margarin, bisa pakai spatula kalau ga ada kuas
12. Tata adonan di teflon, pinggirannya agak ditinggikan
13. Tusuk* menggunakan garpu permukaan adonan agar dough bisa mengembang
14. Masukkan toping
15.  Tutup teflon dan panggang di atas kompor dengan api kecil selama 15-25 menit.

Notes
1. Pastikan api benar* kecil biar ndak gosong, kalau perlu cek kondisi bawah rotinya setelah 15 menit.

Selamat mencobaa :))

Berikut gambar hasil trialku kemarin. Alhamdulillah Ladziz wa maqit hehe

 Dough yang sudah ditata di atas teflon dan ditusuk* garpu

 Topping setelah ditumis

Biang setelah 10 menit.
Ini gambar biang punya bunat soalnya aku lupa ndak motret 

Ini hasilnya ^^



Terimakasih Kak Belva

Masih ingat satu tahun yang lalu aku usaha maksimal buat ngikutin challengenya mas Belva. Bikin stories yang isinya Mas Belva semua. Sampai anak sekolah, teman diklat, babang gojek tak mintain partisipasi buat bikin story terkait challenge itu. Padahal hadiah challengenya cuma difollow Mas Belva loh, aku sampai segitunya haha.
Namanya juga usaha sih ya, siapa tahu bisa kena efek hawa* positif dan semangatnya Mas Belva kan kalau temenan beneran 😁

Setahun yang lalu ruang guru memang baru mulai naik daun. Sampai sekarang sudah dikenal banyak orang. Mas Belva dan kak iman Usman dua-duanya bagiku sosok inspiratif. Kak Iman lebih suka cerita perjuangan dia membangun kepercayaan dan karir lewat proses yang banyak jatuhnya. Dan kak Belva lebih condong ke show how hard dia harus berusaha dan terus berusaha untuk sampai pada titik di mana dia berada sekarang. Dan itu ga mudah serta perlu pengorbanan.

Kemarin, aku senang sekali mendengar kak Belva menjadi stafsus presiden. He really deserve it. Cocok lah. Jiwa visioner dan profesionalnya menempatkan dia di posisi yang pas. Dan sekarang, harus sedih karena ternyata kak Belva mengundurkan diri dari posisi itu.

Banyaknya pandangan negatif tentang para milennial yang menjadi stafsus ternyata memang sesuatu yang sangat krusial. Terutama bagi mental para stafsus. Terutama lagi bagi mereka yang jadi sasaran komentar buruk para netter. Salah satunya ya mas Belva itu, gara* adanya kartu prakerja yang bermitra dengan ruang guru. Lainnya gara* surat dan gara* bio linkedin. Yang bio linkedin itu agak sepele ya, tapi jadi sorotan juga.

Karena stafsus yang aku follow cuma mas bel dan putri tanjung, jadinya aku cuma fokus mengikuti apdetan mereka. Lainnya bubye. Putri Tanjung fokus bagi makanan buat petugas medis. Dan Mas Belva haris fokus menangani berita miring yang beredar tentangnya.

Itu pasti berat.
Mas Belva harus berhadapan dengan situasi yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya, di usia yang masih cukup muda. Pasti seperti habis fly high terus ditarik jatuh. Tentu ada rasa sakit dan kekecewaan di sana. Sampai akhirnya mas Belva memilih untuk mundur.

Aku yakin mas Belva mundur bukan karena dia tidak tahan menahan nyinyiran. Tetapi keputusan untuk mundur pasti telah melalui berbagai pertimbangan. Dan semoga hasil pertimbangan itu adalah yang terbaik. Mas Belva akan selalu kuat ~ karena dia juga punya support system yang kuat.

Terimakasih Mas Belvaa. Keep inspiring ya. We stand with you.




Kalau Memang

Setelah sekian waktu berkelana, aku tidak mengira akan menemukan seseorang yang jaraknya begitu dekat. Hidupku sudah cukup sempurna tanpa kehadiran seseorang seperti dia. Tetapi waktu merubah banyak hal. Waktu mendatangkan dan melewatkan.

Aku tidak perlu bertanya bagaimana takdir bekerja. Semua tentu sudah sesuai dengan porsinya. Tidak akan ada yang keliru dan tidak akan ada yang terlewatkan. Jika aku bertemu dengannya, berarti memang sudah takdirnya berjumpa. Entah bagaimana aku bisa jatuh hati. Aku tidak merencanakan akan jatuh hati semudah itu. Tiba-tiba saja segala hal tentangnya menjadi enak didengar. Tiba-tiba saja ketidakhadirannya menjelma sebuah kehampaan. Tiba-tiba saja namanya terasa begitu istimewa. Semua itu memang hanya sebuah cerita tiba-tiba.

Tetapi aku mengerti, tidak semua orang jatuh hati dalam satu frekuensi. Dan aku lebih mengerti, siapa aku untuk bisa mengharapkannya. Dan siapa dia sampai harus melihat ke arahku. Kadang cerita kehidupan memang sangat lucu, di saat orang lain sedang melihat ke arahku - aku justru sibuk memandang ke arah lain tanpa bisa mengalihkan pandangan. Terlalu fokus. Tetapi begitulah faktanya.

Benar. Kita memang tidak bisa memilih kepada siapa kita akan jatuh hati. Kita tidak bisa menentukan siapa yang akan kita cintai. Itu adalah suatu proses yang terjadi begitu saja tanpa ada unsur kesengajaan, apalagi paksaan.

Lalu bagaimana?

Baik.
Tidak ada yang salah dengan jatuh hati. Tidak ada yang salah dengan mengagumi.
Kita hanya perlu melihat lagi, apakah jatuh hati itu bisa kita teruskan - atau sebaiknya kita hentikan?
Mencintai itu wajar, tetapi menjadi logis juga hal yang benar. Begitu kan?

Kalau memang,
Rasa itu tumbuh hanya sebagai jalan untuk saling mengenal lebih dalam - dan kemudian jadi jalan untuk belajar keikhlasan, ya sudah -- Ikhlaskan!
Tidak ada yang perlu diceritakan lebih panjang.

Kalau memang takdir mengikatkan garis kita dengan orang yang kita cintai, maka --
percayalah tidak apapun bisa memisahkan. Allah lebih punya banyak cara dibanding kita yang hanya seorang hamba sahaya.

Tidak mudah memang -- belajar melepaskan ketika kau sedang sangat berharap.
Tidak ada yang mudah dengan mengakhiri jika kau masih sangat mencintai.
Tetapi kau dan aku bisa belajar untuk itu.



Ekspektasi

"Hilangkan ekspektasi, lakukan saja yang terbaik" begitu kata seorang teman.

Ternyata menghilangkan ekspektasi juga butuh proses. Terlebih kalau kita sudah terbiasa berekspektasi ketika hendak mengusahakan suatu hal.

Ekspektasi akan membuat kita kecewa kalau hasilnya ternyata ga sama. Kita pasti bakal itung*an, aku udah ngelakuin ini iti tapi kenapa masih gagal?
Padahal ini itu yg dilakukan belum tentu maksimal.

Cobak kalau dari awal kita niatnya udah "Bismillah deh. Aku usahain yang terbaik. Apapun hasilnya nanti yang penting udah nyoba kan"

Kalau mulainya dg less expectation gitu, insyaallah kalau gagal kita bisa menghindari kekecewaan yang berat. Alih* kecewa, kita akan menganggapnya sebagai proses belajar dan tergerak buat nyoba lagi. Dan kalau ternyata berhasil, alhamdulillah berarti itu bonus buat kita.

Less expectation do your best ini esensinya sama dengan apa yang pernah didhawuhkan ustad Yusuf Hanafi,
"Wilayah manusia itu usaha dan doa. Selebihnya wewenang Allah."

Jadi yaa,
Mari membiasakan diri buat mengurangi ekspektasi dan mari melakukan yang terbaik.

Hammasah


Sssstt! Lemme Tell You a Story

Lemme tell you a story.

Itu judul sebuah buku yang aku tulis tanpa perencanaan. Tiba* di suatu malam aku pengen nulis buku ilustrasi. Kebetulan waktu itu ada seseorang yang sedang belajar di Wageningen, dan dia menjadi sumber inspirasi dalam penulisan buku itu.

Sekarang, buku ilustrasinya sudah jadi. Sudah siap cetak. Sudah ada testimoni dari Bang Fahd Padepie, Mbak Anifa, dan bahkan dari si sumber inspirasi itu juga. Sudah aku kirim ke penerbit juga. Tapi sayangnya sampai detik ini belum ada kabar. Sudah mulai ragu dan cemas. Jangan* ga memenuhi kriteria si penerbit. Jangan* emang ga mutu 😄
Ah ngga. Semoga segera ada kabar baik.

..

Kita flashback lagi ya.
Jadi gini,
2017 lalu, ketika mau lulus kuliah dan I had to leave Malang, aku banyak menghabiskan waktu bersama teman untuk jalan ke sana ke mari. Di suatu sore aku, Mbak Atiq, dan Mbak Evi punya rencana buat makan es krim di salah satu kedai di Kota Malang.

Sayang sekali kedainya sudah tutup. Kayaknya pindah lokasi. Akhirnya kita balik lagi dan duduk* manis di Masjid Ar Roudhoh (dekat Pondok kami tercinta: PP. Sabilurrosyad yg lebih dikenal Pondok Gasek). 

Di situ kami musyawarah mufakat untuk menentukan langkah berikutnya. Eman dong kalau pulang ke pondok. Sudah terlanjur keluar :D

Finally kita memutuskan untuk ke Toga Mas sekitar Dieng. Cari-cari Buku. Terus kalau udah malam nanti dilanjut nongkrong di Andika Eskaffe. 

Deal. Cusslah kita kr Toga Mas.
Waktu itu aku nemu buku ilustrasi berbahasa Inggris yg cakep banget. Lalu aku punya 'krentek', besok-besok aku mau nulis gini juga ah. Cantik soalnya. Bisa menginspirasi orang tanpa berbelit* dengan banyak kata.

Waktu itu aku gatau cara nulis buku kayak gitu gimana caranya. Yang jelas aku ga bisa design atau ngegambar. Aku cuma bisa nulis abcd.

Satu tahun kemudian, NKCTHI begitu viral. Setelah melupakan krentek nulis buku ilustrasi selama beberapa bulan, akhirnya aku tergugah lagi. Jadilah di suatu malam aku tuangkan unek*ku ke dalam tulisan. Tentang mencintai dan patah, tentang harapan dan kesetimpangan, tentang seseorang yang jauh dan sepertinya ga bisa direngkuh. 
To make it simple, aku menceritakan perasaan pungguk yg gabisa menggapai bulan.

Aku menulisnya dalam dua bahasa: Indo-Inggris. Entah ini atas dasar apa. Biasanya buku kalau Indo, ya Indo semua. Kalau Inggris ya Inggris semua. Nah ini campur aduk. Ga jelas emang :D

Setelah nulis, aku filter lagi mana yg perlu di keep mana yg perlu dibuang. Mana kosakata yang udah pas mana yg perlu dibenahin. Setelah itu cek inggrisnya lagi, biar inggrisnya ga aneh kayak kalimat Indo yang diinggriskan, ga natural.

Setelah selesai, aku mulai bingung mau cari si tukang desain di mana. Akhirnya aku inget.  Salah satu cerpenku dulu pernah dimuat di majalah UM. Di situ ditambahi gambar ilustrasi yang menurutku bagus.

Langsung deh aku buka majalahnya lagi dan cari siapa ilustratornya. And I found it. Krisnawa bla bla.

Namanya agak unik setelah kutelusuri ternyata adik tingkat. Dia ambil jurusan DKV. Anak FS dong. Karena ga nemu kontaknya, akhirnya aku nyari IGnya. Setelah ketemu langsung tak follow dan DM.

Pucuk dicinta ulampun tiba. 
Kak Krisnawa mengiyakan tawaranku. Dia bersedia sebagai partner. Jadi aku ga perlu ngasih dia payment untuk jasanya. 

Setelah sekian waktu. Ilustrasinya sudah matang. Aku bingung lagi mau nyari testimoni dari siapa.

Aku menghubungi mbak siapa itu pengarang Mariposa, tapi gads respon. Aku menghubungi Gus siapa itu pengarang Kasmaran, ada respon tapi Beliau bilang lagi menyelesaikan DL. Jadi gabisa. Ohya Gus Usman Arrumy namanya. Pas bangrt setelah ditolak gus Usman, aku mulai ragu "kayaknya tulisanku ini ga bagus deh :D tapi ilustrasinya bagus. Kasian kak Krisnawa dong kalau ga dilanjut. Dia pasti udah capek ngilustrasi sebanyak itu."

Berikutnya aku menghubungi Mbak Anifa, Gus Romzi, dan Mas Ikrom. Alhamdulillah mereka semua mengiyakan.

Di tengah jalan, gus Romzi bilang ndak bisa karena merasa ga expert di bidang puisi*an. Aslinya gus Romzi sudah bilang dari awal sih. Aku saja yg maksa haha. Tapi Gus Romzi memang baik dari sananya ya. Jiwa sosialnya tinggi. Beliau lantas mengalihkan file yg aku kirim ke Bang Fahd Padepie. 

Waktu gus Romzi bilang mau minta tlg ke Bang Fahd aku langsung seneng banget. Yah, udah lama aku ngefans Beliau. Ini namanya rejeki hehe.

Setelah semuanya siap cetak, setelah dikirim, ternyata untuk mencari konfirmasi penerbitan dari penerbit mayor itu butuh perjuangan. 

Menuruti tulisan di blog, aku kirim hardfile ke Palmerah di Jakarta. Ternyata gada respon. Akhirnya aku kirim email, ternyata emang naskahnya belum diterima. Terus aku kirim lagi deh softfile. Dan sampai sekarang belum ada kabar huhuhu.

Tapi ndk papa. 
Yang penting udah nyoba dan berjuang.
Semoga kabar baik segera datang.

Kalau memang nanti belum berhasil juga, yauda deh kita terbitin indie dulu yaa. Keluarin biaya dikit lagi, biar punya buku ilustrasi hehe.

Dunia Akan Baik-Baik Saja

Belakangan banyak orang mulai menganalisis apa yang akan terjadi setelah Covid-19 ini selesai. Beberapa di antaranya mengatakan bahwa akan ada era baru di mana banyak aspek kehidupan berubah. Meeting akan lebih dilakukan lewat Zoom, teknologi akan lebih banyak dipakai etsetera.

Beberapa lainnya sudah semakin yakin bahwa Covid-19 adalah bagian dari konspirasi besar dunia. Satu pakar mengatakan ini ulah Amerika, pakar lainnya mengatakan ini ulah China. Yang jelas entah itu Amerika atau China, beredar kabar bahwa Covid-19 benar-benar ditujukan sebagai senjata Biologi. Menstabilkan populasi manusia? Menyerang negara musuh?

Entahlah, apapun itu, kurasa menggunakan senjata biologi berupa virus adalah sesuatu yang tidak berkelas. Bagaimanapun jika virus sudah menyebar, ia agak susah dihentikan. Lagipula jika benar, apa mereka bisa menjamin akan selamat dari virus ini?
Meskipun sudah dipersiapkan dengan matang, vaksin, pencegahan, dan pengobatan misalnya, penggunaan virus sebagai senjata tetap riskan.

But wait, aku hanya menulis ulang analisis orang. Bukan berarti aku percaya pada teori konspirasi yang sedang ramai diperbincangkan.

Dulu sewaktu kuliah, aku pernah beberapa kali membaca tulisan dan melihat video terkait Illuminati. Bagiku itu terasa tidak logis. Tapi mungkin saja memang ada. Ndak tahu lah ya. Dan di saat seperti ini, para pengagum teori flat earth sedang gencar-gencanya mencari pembuktian bahwa teori mereka benar. They said kalau sikoro ini merupakan salah satu bukti dari keabsahan teori mereka.

Yang unik,
tadi ada cuitan dari Gus Nadirsyah Hosen. Membalas pertanyaan dari seorang pengguna twitter lainnya. Pertanyaannya gini,

"Gus, apa Anda percaya dengan teori konspirasi?"

Jawabannya Gus Nadir lucu,

"Siapa yang nyuruh kamu nanya gitu ke saya?  CIA? Mossad? BIN? Freemansory? Rockefeller? Sunda Empire? Avengers? Atau siapa?
Catat yah: Saya percaya teori kontrasepsi :D"

Aku suka dengan cara Gus Nadir menghadapi sesuatu. Beliau lahir dari keluarga NU yang sangat kental tetapi bisa beradaptasi dengan banyak hal yang datang dari barat. Beliau yang dosen di Monash University sekaligus ketua PCINU Aussie dan New Zealand, bisa menghadapi sesuatu dengan sangat santai tapi serius. seperti kemarin, paska pemilu, ketika ternyata nama-nama yang disodorkan oleh PBNU tidak satupun yang masuk di dalam kabinet. Beliau menulis artikel yang berbobot dan membantah berbagai sudut pandang, tetapi dalam gaya yang sangat santai.

Apapun yang terjadi nanti, aku percaya This whole earth akan baik-baik saja. Ketika permasalahan terjadi, para pakar pasti akan mencari solusi. Profesor dan setiap ahli di bidangnya tidak akan diam saja jika sesuatu terjadi di tempat mereka tinggal dan hidup. Orang baik akan menguatkan sesamanya. dan orang jahat akan menerima ganjarannya.

Dunia memang tidak mungkin dihuni oleh mereka yang baik saja. Kalau sampai dihuni oleh orang baik semua, nanti jadinya ga seimbang. Barangkali nanti sistemnya ga jalan. apa benar begitu? aku gatahu haha. Tapi bukan berarti aku asal ngomong. Suatu ketika aku pernah mendengar Cak Nun berkata demikian.

Each of us do our own role.







Seemingly

Seemingly going to be,
"whosoever come, he is the one".

Aw! It should not be like that, dude!
One of the twentieth-dilemmas is about marriage. It is not a secret anymore.
When you are a girl, you are twenty-five and not married yet, everyone will ask you this question so often,
"Hey Girl, what are you waiting for? You are not getting younger. It is time to settle down. Don't be so lounge"

Yes, I know.
Age is really a matter for a grown woman.
You don't even realize if time flies by.
It feels like you are the 20-years-old you without any changes.
Until you realize, days have been changes, and differences is real.

But well,
Marriage is not a racing anyway.
It is not about I don't want to marry or I should have decide my picking since all of my friend are settled down already.

Marriage is a complicated thing.
it is a beginning, not an ending of a story.
We need to prepare so many things, most of them, we need to prepare ourselves for not living alone anymore, for fixing the problems we may face in the future, for understanding the differences we may suffer.

The perfectionist side of my self says,
"I want to be like Sayyidah Khadijah whom became home from Rasulullah. Loved and being loved at once. Though and patient. Strong and admirable."
But to be like her needs a long journey.

I finally re-realize,
Everything is just happened because it meant to be.

See.

Once More Mistake

Falling in the same mistake.
Kau tahu?
Kukira aku telah belajar banyak dari yang sudah-sudah. Kenyataannya aku tidak mengambil apapun dari masa lalu untuk dijadikan bahan pelajaran. Masih saja terpuruk di kubangan yang sama.

Hidup memang selalu dipenuhi pilihan. Aku berhak menentukan apa yang ingin aku ambil sebagai jalan. Dan aku sadar,  sesekali aku mengambil keputusan yang salah. Karena  menjadi benar setiap waktu nampaknya sulit diwujudkan bagi pemula seperti aku.

Aku tidak menyesal. Indeed. Hanya sedikit lelah. Rasanya perlu berhenti dulu. Besok mulai lagi. Kalau diteruskan nanti akan benar* patah dan sulit diperbaiki. Jadi aku akan mengambil jeda. Memperbaiki irama. Dan memikirkan lagi, apa yang perlu diputuskan untuk besok.


ENFP: The Campaigner

Juru kampanye.
Begitu kalau diartikan secara bebas. Tetapi bukan kampanye untuk mencari suara dalam sebuah pemilihan umum. ENFP adalah salah satu kepribadian dari total 16 kepribadian yang dirumuskan oleh Myers dan Brigs. Kalau aku pribadi think kalau klasifikasi ini cukup akurat to define our selves. You might try.

Pertama kali mengikuti tes, hasil yang keluar adalah ENFP. Iseng* aku nyoba tes lagi beberapa bulan kemudian. Hasilnya masih sama, ENFP.  Beberapa bulan berikutnya aku tes lagi. Kali itu aku tidak menggunakan link online, tetapi tes manual dengan kertas yang kebetulan BK sekolah punya. Hasilnya tidak mengejutkan, karena masih ENFP. 

Lalu 5 bulan setelahnya, baru kemarin banget, aku nyoba tes lagi karena ada teman yang update terkait ini. Ternyata hasilnya masih ENFP.

Kukira setelah mengalami banyak hal dan belajar dari pengalaman, kepribadianku akan sedikit berubah. Tetapi ternyata, meskipun aku merasa sudah mengalami perubahan, pada dasarnya kecenderunganku masih sama. Karena hasil yang ga berubah* itu juga, aku berkesimpulan kalau indikator yang dipakai untuk tes itu akurat.

Well, ENFP itu most likely a person yang suka menabrak the rules. Jadi jangan tanyakan kenapa aku juga punya kecenderungan break the rules. Cuman memang tendensi itu kudu sering ditahan hehe.

They said ENFP itu jiwa bebas sejati. Jumlahnya lumayan banyak, 7% dari populasi.

Kalau Oriah, dia defines Campaigner dengan istilah seperti ini:
It doesn’t interest me what you do for a living. I want to know what you ache for – and if you dare to dream of meeting your heart’s longing. It doesn’t interest me how old you are. I want to know if you will risk looking like a fool – for love – for your dreams – for the adventure of being alive.



ORIAH MOUNTAIN DREAMER
Yang menarik di sini, I always thought kalau aku itu introvert. Well, aku sangat percaya itu karena aku memang hobi take a time with my self. Aku bisa melibatkan diri dalam keramaian, tapi kalau diberi pilihan, aku lebih suka tempat yang tenang. Hanya saja kalau terlalu lama tenang, itu membosankan :D
Ternyata memang seseorang itu gabisa 100% introvert atau 100% ekstrovert. Dua sisi kepribadian ini sudah tentu ada, hanya saja mana yang lebih dominan. 
Aku terkejut karena ternyata aku lebih dominan ekstrovert. Seperti bukan aku haha. 52% ekstrovert sisanya introvert. Hanya sedikit selisih. Biasanya mereka bilang yang selisih sedikit itu sebagai ambivert: kepribadian seimbang. But well, aku sudah setuju kalau ambivert itu tidak perlu masuk penggolongan.

Yang jelas, kepribadian apapun itu, setiap dari kita adalah pribadi yang menarik dan unik. Ada yang introvert sejati seperti INFP, ada yang suka make the rules seperti ENTJ, ada yang suka mengkritik the rules like INTJ. Macam*. Dan macam* itu membuat kehidupan menjadi penuh warna. Ya kan?

Jadi seperti apapun kita, terima. Kita hanya perlu terus mengeksplorasi diri dan menemukan hal yang pas untuk kita. For sure kita harus tetap mempertimbangkan keberadaan orang lain. Tetapi don't let the existence of others terlalu banyak mendominasi keputusanmu. You have your own happiness.
Yang paling penting, do what you love. Bekerjalah sesuai passion kamu. Find your desire and live it.

Kalau kamu pengen nyoba tesnya, klik link berikut ya

https://www.16personalities.com/id

عِبــَادَ اللهِ رِجَــالَ اللهِ

عِبــَادَ اللهِ رِجَــالَ اللهِ

عِبــَادَ اللهِ رِجَــالَ اللهِ     #     أَغِيْثُـنَـا لِأَجْـلِ اللهِ
 عَـسـَى نَخْـــطَى بِـفَضْـــــلِ للهِ    #    وَكُـونُـواأَوْلَـنــــَا لِلّهِ       

Wahai Hamba hamba Allah, Wahai wali wali Allah # Tolonglah kami karena Allah
Bantulah kami karena Allah # Semoga tercapai hajat kami karena anugerah Allah

عل الكافى صلاة اللة     #      على الشا فى سلام اللة
بمحى الدىن خلصنا     #    من البلواء ىا اللة

Semoga rohmat Allah atas nabinya yg penurut # semoga salam Allah atas Nabinya yang penurut
Ya Allah dengan perantara syeh Abdul Qodir Al Jilani ra # selamatkanlah dari segala bala'

وَيَـاأَقْـــطَابُ وَيـَاأ نْجَـــاب#       وَيَـاسَادَ اتُ وَيَـاأَحْبَــابُ 
وَأَنْــتُمْ يـــَاأُلِى اْلأَ لْبَـــــاب  #    تَـعَـالَـوْوَانـْصُـــرُوْا لِلّهِ

Wahai Para wali kutub wahai para wali yang dermawan  # wahai para sayyid dan habaib 
Wahai para wali yang memiliki akal sempurna # Datanglah kemari, tolonglah karena Allah

سَـــأَ لْنَــــاكُــمْ سَـأَلْنَـــاُكْــم   #     وَلِلـزُّلــْفَ رَجَوْنَكُـمْ 
وَفِيْ أَمْـرٍقَـصَــدْ نَـاكُــمْ    #      فَـشـُــدُّوْا عَـزْمـَــكُــمْ لِلّهِ

Dengan perantaraan engkau kami memohon 2x # dengan mengharapkan do'amu kami dekat dengan Allah
Dengan maksud perantara Engkau agar tercapai urusan kami # maka kokohkan tujuan kami karena Allah

فَـيَـــارَبِّيْ بِسَــادَاتِ      #   تَحَـقَّـــقْــلِيْ إِشَــــارَتِي
عَـسىَ تَـأْ تِيْ بِشَـــــــارَةِ  #    وَيَــصْـــفُ وَقْـــتُـــــنَا لِلّهِ

Wahai tuhan kami dengan perantara para wali  #  kokohkanlah petunjukMu kepada kami
Semoga lekas datang kebahagiaan kami # semoga waktu kami bersih untuk beribadah karena Allah

بِكَشْفِ الْحَجْبِ عَنْ عَـيْـنِ     #       وَرَفْــــعِ اْلبَــْيــنِ مِنْ بَـــيْنٍ 
وَطَـمْـسِى اْلكَيْــفِ وَاْلعَيـْنِ    #       بِـنُـوْرِالْـوَجْــهِ يـَا اَللهُ

Dengan terbukanya tirai penutup dari mata kami # hilangkan penghalang antara kami dan Allah
Dan terhapusnya keraguan # Dengan cahaya DzatMu Ya Allah.

صَــلَاةُ اللهِ مَـوْلَـنَـــــا     #    عَلىَ مَنْ بـِالهُـدَى جَنَــا
وَمَنْ بِاْلحَـــقِّ أَوْلَـنــَـــا    #     شَـفِـيْـــــعِ اْلخـَـلْــقِ عِنْـــدَ الله

Semoga kesejahteraan Allah dilimpahkan kepada orang # yang datang dengan membawa petunjuk kepada kami.
Yaitu nabi Muhammad yang memberikan islam sebagai agma kami # memberi syafaat kepada para makhluk disisi Allah.

...


ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ


ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ