Setelah sekian waktu berkelana, aku tidak mengira akan menemukan seseorang yang jaraknya begitu dekat. Hidupku sudah cukup sempurna tanpa kehadiran seseorang seperti dia. Tetapi waktu merubah banyak hal. Waktu mendatangkan dan melewatkan.
Aku tidak perlu bertanya bagaimana takdir bekerja. Semua tentu sudah sesuai dengan porsinya. Tidak akan ada yang keliru dan tidak akan ada yang terlewatkan. Jika aku bertemu dengannya, berarti memang sudah takdirnya berjumpa. Entah bagaimana aku bisa jatuh hati. Aku tidak merencanakan akan jatuh hati semudah itu. Tiba-tiba saja segala hal tentangnya menjadi enak didengar. Tiba-tiba saja ketidakhadirannya menjelma sebuah kehampaan. Tiba-tiba saja namanya terasa begitu istimewa. Semua itu memang hanya sebuah cerita tiba-tiba.
Tetapi aku mengerti, tidak semua orang jatuh hati dalam satu frekuensi. Dan aku lebih mengerti, siapa aku untuk bisa mengharapkannya. Dan siapa dia sampai harus melihat ke arahku. Kadang cerita kehidupan memang sangat lucu, di saat orang lain sedang melihat ke arahku - aku justru sibuk memandang ke arah lain tanpa bisa mengalihkan pandangan. Terlalu fokus. Tetapi begitulah faktanya.
Benar. Kita memang tidak bisa memilih kepada siapa kita akan jatuh hati. Kita tidak bisa menentukan siapa yang akan kita cintai. Itu adalah suatu proses yang terjadi begitu saja tanpa ada unsur kesengajaan, apalagi paksaan.
Lalu bagaimana?
Baik.
Tidak ada yang salah dengan jatuh hati. Tidak ada yang salah dengan mengagumi.
Kita hanya perlu melihat lagi, apakah jatuh hati itu bisa kita teruskan - atau sebaiknya kita hentikan?
Mencintai itu wajar, tetapi menjadi logis juga hal yang benar. Begitu kan?
Kalau memang,
Rasa itu tumbuh hanya sebagai jalan untuk saling mengenal lebih dalam - dan kemudian jadi jalan untuk belajar keikhlasan, ya sudah -- Ikhlaskan!
Tidak ada yang perlu diceritakan lebih panjang.
Kalau memang takdir mengikatkan garis kita dengan orang yang kita cintai, maka --
percayalah tidak apapun bisa memisahkan. Allah lebih punya banyak cara dibanding kita yang hanya seorang hamba sahaya.
Tidak mudah memang -- belajar melepaskan ketika kau sedang sangat berharap.
Tidak ada yang mudah dengan mengakhiri jika kau masih sangat mencintai.
Tetapi kau dan aku bisa belajar untuk itu.
Aku tidak perlu bertanya bagaimana takdir bekerja. Semua tentu sudah sesuai dengan porsinya. Tidak akan ada yang keliru dan tidak akan ada yang terlewatkan. Jika aku bertemu dengannya, berarti memang sudah takdirnya berjumpa. Entah bagaimana aku bisa jatuh hati. Aku tidak merencanakan akan jatuh hati semudah itu. Tiba-tiba saja segala hal tentangnya menjadi enak didengar. Tiba-tiba saja ketidakhadirannya menjelma sebuah kehampaan. Tiba-tiba saja namanya terasa begitu istimewa. Semua itu memang hanya sebuah cerita tiba-tiba.
Tetapi aku mengerti, tidak semua orang jatuh hati dalam satu frekuensi. Dan aku lebih mengerti, siapa aku untuk bisa mengharapkannya. Dan siapa dia sampai harus melihat ke arahku. Kadang cerita kehidupan memang sangat lucu, di saat orang lain sedang melihat ke arahku - aku justru sibuk memandang ke arah lain tanpa bisa mengalihkan pandangan. Terlalu fokus. Tetapi begitulah faktanya.
Benar. Kita memang tidak bisa memilih kepada siapa kita akan jatuh hati. Kita tidak bisa menentukan siapa yang akan kita cintai. Itu adalah suatu proses yang terjadi begitu saja tanpa ada unsur kesengajaan, apalagi paksaan.
Lalu bagaimana?
Baik.
Tidak ada yang salah dengan jatuh hati. Tidak ada yang salah dengan mengagumi.
Kita hanya perlu melihat lagi, apakah jatuh hati itu bisa kita teruskan - atau sebaiknya kita hentikan?
Mencintai itu wajar, tetapi menjadi logis juga hal yang benar. Begitu kan?
Kalau memang,
Rasa itu tumbuh hanya sebagai jalan untuk saling mengenal lebih dalam - dan kemudian jadi jalan untuk belajar keikhlasan, ya sudah -- Ikhlaskan!
Tidak ada yang perlu diceritakan lebih panjang.
Kalau memang takdir mengikatkan garis kita dengan orang yang kita cintai, maka --
percayalah tidak apapun bisa memisahkan. Allah lebih punya banyak cara dibanding kita yang hanya seorang hamba sahaya.
Tidak mudah memang -- belajar melepaskan ketika kau sedang sangat berharap.
Tidak ada yang mudah dengan mengakhiri jika kau masih sangat mencintai.
Tetapi kau dan aku bisa belajar untuk itu.
0 comments:
Post a Comment