Bagaimana Jika?

Masih langit yang sama. Sedikit berwarna biru dan lebih banyak berwarna putih. Bedanya, hari ini sedikit gaduh. Banyak orangtua santri datang untuk menjemput putri mereka pulang. Setelah hampir dua bulan tinggal di Mahad, akhirnya anak-anak itu bisa sejenak menghabiskan waktu dengan keluarga tercinta.

Enam tahun lalu, ketika tinggal di PPSD, waktu liburan adalah waktu paling ditunggu-tunggu. dan waktu kembali ke pondok adalah waktu yang paling dihindari. Kedua waktu itu terjadi berulang dan berdekatan. Lau tanpa terasa semua itu sudah berlalu. Aku meninggalkan kenangan di sana - yang bisa kugali lagi kapan saja. Dan cerita, yang bisa kutulis kapanpun aku mau.

Baiklah. Kalau begitu aku menobatkan "kenangan dan dikenang" adalah bagian dari hal berharga.

Aku ingin bercerita kepadamu tentang sesuatu. Kau bisa menjawab pertanyaan yang ada di sela-sela cerita lain waktu jika kita bertemu. Aku tahu jawaban tidak harus ada segera setelah kita bertanya. Aku tahu beberapa hal membutuhkan waktu yang lebih lama dari seharusnya.

Bagaimana jika kau menjadi begitu berharga bagi seseorang?
Bagaimana jika ternyata namamu dilangitkan berulang kali?
Bagaimana jika di luar sepengetahuanmu, ternyata seseorang diam-diam memperhatikanmu, menjadi tidak biasa ketika segala sesuatu tentangmu disinggung, dan menyebut namamu lebih sering daripada yang lain?

Apa kau bisa menerima semua cinta itu?
Atau kau lebih memilih untuk beranjak daripada membuatnya terluka?

Jawab itu nanti, ya. Kau punya banyak waktu untuk berpikir. Tetapi jika kau membuatku menunggu terlalu lama, maka aku akan memilih lupa pada pertanyaan itu dan berhenti menunggu jawabanmu.

Kau tahu kan?
sesuatu seperti cinta tidak bisa ditumbuhkan dengan sengaja?
Kadang kita berupaya mencintai sesuatu tetapi tak juga berhasil. Kadang kita membiarkan semua berjalan sebagaimana mestinya - lalu tanpa sadar kita telah jatuh cinta pada suatu hal.

Ba, seandainya bisa, maka aku memilih jatuh cinta pada yang mencintaiku saja. Dengan begitu ceritanya menjadi sederhana. Dicintai kadang membuat kita menjadi serba salah. Mencintai kadang membuat kita menjadi lebih serba salah. Kenapa cerita perlu menjadi serumit itu ya Ba?

Aku berharap semua menjadi lebih sederhana. Tapi barangkali yang membuat rumit bukan situasinya, tapi cara berpikirnya. Jadi setelah ini aku akan menyederhanakan pikiran, haha.

Ba, tidak penting bagaimana semua ini bermula. Kadang kita memang menyelam terlalu dalam dan tenggelam. Tapi bukan berarti kita tidak bisa kembali ke permukaan. Kadang kita terlalu asik mengikuti arus sampai lupa jalan pulang. Tapi bukan berarti kita sudah sepenuhnya lupa bagaimana cara kembali.

Setelah sekian waktu berkelana, kita pasti akan dihadapkan dengan sesuatu yang mengharuskan kita untuk pulang. Setelah sekian waktu terlena, kita pasti akan menemukan sesuatu yang membuat kita ingat lagi pada apa yang semestinya.

Setiap pengalaman adalah pembelajaran.
Dan kau - juga pelajaran.
Sembari melepaskan, aku ingin melihat beberapa hal lagi, yang mungkin selama ini tanpa sengaja terlewatkan. Sembari melepaskan, aku belajar menerima ketetapan Tuhan. Barangkali selama ini pasrahku masih sebatas kata, belum seutuhnya lahir dari hati. Barangkali ikhlasku masih sebatas ucapan tanpa pemaknaan.

Terimakasih sudah menjadi bagian dari cerita. Besok kau kembali ke Singapura kan?
Selamat belajar dan berproses. Kita bertemu lagi nanti jika Allah meridhoi ^^

0 comments:

Post a Comment