Senja

10 Februari 2020

Menghadap sebuah jendela kaca besar. Terlihat sawah membentang dan kendaraan berlalu-lalang. Tampak langit yang sebentar lagi meredup karena matahari akan segera terbenam. Kubah coklat kecil - atap sebuah rumah, menjulang, bersaingan dengan kubah biru yang letaknya tak begitu jauh.

Nuansa sendu. Senja yang sempurna.

Dua tahun lalu, bukan aku yang di sini. Ada almarhumah Ustadzah Linda. Aku tidak sempat bersua. Meski belakangan aku tahu, Beliau menempuh 4 tahun sebelumnya di perguruan tinggi yang sama denganku, dengan jurusan dan program pendidikan sama. Barangkali kita memang tidak berjodoh untuk bertemu.

Dari cerita teman, Almarhumah adalah orang yang baik. Beliau orang yang taat, disiplin, dan rajin. Tetapi memang, Allah lebih sayang kepada Ustadzah Linda. Allah sudah rindu. Jadi ustadzah Linda dipanggil untuk pulang lebih dulu.

Lahaa - Al Fatihah. Semoga almarhumah telah tenang dan bahagia bertemu kekasihinya.

Dan sekarang aku yang di sini. Meraba-raba banyak hal. Akupun tak tahu kapan berpulang. Aku tidak yakin aku bisa sama baiknya dengan almarhumah. Tetapi aku akan mengusahakan yang terbaik. Aku akan mencoba sebaik mungkin, semampuku.

Dua tahun lalu, aku bahkan tak terpikir akan berada di sini. Mimpiku tinggi, tetapi Allah memilihkan mimpi yang lain untukku. Dulu aku tidak ingin menjadi guru. Aku ingin menjadi dokter. Dan apa yang ada saat ini, tentu itu adalah yang terbaik - pilihan Allah.

Seiring waktu berlalu, aku mulai menyadari sesuatu, setiap satu tahapan selesai, kita akan segera menghadapi tahapan baru. Dan setiap tahapan baru, akan membutuhkan kita yang sedikit lain, kita yang mengupgrade beberapa hal. Bagaimanapun, setiap yang pernah kita lalui - tanpa sengaja - akan membentuk kita menjadi pribadi yang selalu baru. Pribadi dengan pemahaman yang ditambah, dan pengertian yang diperluas.
 semoga rahmat Allah senantiasa meliputi kita.




0 comments:

Post a Comment