Life is going to pull you down like a bow to an arrow, but still you are an arrow - Hasna Jamila.
Kita tidak bisa menghindari itu - jatuh berkali-kali dalam kehidupan. Lebih buruknya, kadang kita juga terjerembab dalam lubang yang sama. Bukan tidak belajar. Tapi di beberapa kondisi kita menjadi mudah memaafkan dan memaklumi.
Suatu ketika temanku pernah berkata. "Menghindari pengalaman buruk dan mengejar pengalaman baik juga sesuatu yang negatif."
How could it be?
Seharusnya mengejar pengalaman positif adalah positif. Menghindari pengalaman negatif adalah positif. Seharusnya.
Tetapi, jika terlalu perfeksionis, bisa jadi kita justru melewatkan banyak hal karena idealisme yang kita miliki dan ketakutan yang membayangi. Instead of doing we end up think without acting. Jadi apapun itu, asal kita sudah yakin memilih yang terbaik, then just do it!
Kalau hasilnya baik, alhamdulillah. Kalau hasilnya tidak sesuai harapan, alhamdulillah juga. Kita bisa belajar dari pengalaman itu. Daripada menyesal karena tidak melakukan, lebih baik menyesal karena pernah gagal. Paling tidak, jika gagal, kita memiliki sesuatu yang bisa dijadikan bahan belajar dan perbaikan. Nah kalau tidak melakukan apapun, sudah jelas kita tidak memiliki apa-apa kecuali ketakutan kita sendiri.
When life's pulled us down, actually it just want to send us a love letter, with a different way. kalau kita cukup berbesar hati menerima, setelahnya hal-hal baik pasti datang. Kadang memang semua seperti tak tertahan, tetapi itu lebih baik daripada kita tidak memiliki apapun untuk dipikirkan dan dipertimbangkan.
Kalau kita merasa lelah karena melakukan sesuatu, itu artinya kita sedang diberkati dengan kehidupan yang berkah. Karena setelah dipikir-pikir, menjadi lelah dan jenuh karena pekerjaan itu lebih menyenangkan daripada menjadi lelah dan jengah karena tidak melakukan apapun.
Barangkali yang perlu kita lakukan cuma duduk sebentar, untuk kemudian melanjutkan lagi.
Barangkali apa yang kita miliki adalah apa yang orang lain impikan. Tetapi karena kita sudah di sini, setiap hari bergelut dengan hal-hal ini, kita menjadi lupa untuk bersyukur. Merasa jenuh dan melihat ke arah lain yang sepertinya lebih menyenangkan. Padahal tidak selalu yang terlihat indah itu indah.
Because we are arrows, kita pasti akan selalu menemukan cara untuk bangkit lagi setelah jatuh yang berkali-kali. Insyaallah. Karena kita anak panah, maka busur, -yang telah menarik kita jatuh itu-, adalah teman kita. Tanpa busur kita tidak melesat ke mana-mana. Stagnan di tempat. Tanpa busur kita tidak bisa mengudara. Jadi, mari berdamai dengan diri sendiri dan melihat ke beberapa sisi yang mungkin selama ini kita lupakan.
Kita tidak bisa menghindari itu - jatuh berkali-kali dalam kehidupan. Lebih buruknya, kadang kita juga terjerembab dalam lubang yang sama. Bukan tidak belajar. Tapi di beberapa kondisi kita menjadi mudah memaafkan dan memaklumi.
Suatu ketika temanku pernah berkata. "Menghindari pengalaman buruk dan mengejar pengalaman baik juga sesuatu yang negatif."
How could it be?
Seharusnya mengejar pengalaman positif adalah positif. Menghindari pengalaman negatif adalah positif. Seharusnya.
Tetapi, jika terlalu perfeksionis, bisa jadi kita justru melewatkan banyak hal karena idealisme yang kita miliki dan ketakutan yang membayangi. Instead of doing we end up think without acting. Jadi apapun itu, asal kita sudah yakin memilih yang terbaik, then just do it!
Kalau hasilnya baik, alhamdulillah. Kalau hasilnya tidak sesuai harapan, alhamdulillah juga. Kita bisa belajar dari pengalaman itu. Daripada menyesal karena tidak melakukan, lebih baik menyesal karena pernah gagal. Paling tidak, jika gagal, kita memiliki sesuatu yang bisa dijadikan bahan belajar dan perbaikan. Nah kalau tidak melakukan apapun, sudah jelas kita tidak memiliki apa-apa kecuali ketakutan kita sendiri.
When life's pulled us down, actually it just want to send us a love letter, with a different way. kalau kita cukup berbesar hati menerima, setelahnya hal-hal baik pasti datang. Kadang memang semua seperti tak tertahan, tetapi itu lebih baik daripada kita tidak memiliki apapun untuk dipikirkan dan dipertimbangkan.
Kalau kita merasa lelah karena melakukan sesuatu, itu artinya kita sedang diberkati dengan kehidupan yang berkah. Karena setelah dipikir-pikir, menjadi lelah dan jenuh karena pekerjaan itu lebih menyenangkan daripada menjadi lelah dan jengah karena tidak melakukan apapun.
Barangkali yang perlu kita lakukan cuma duduk sebentar, untuk kemudian melanjutkan lagi.
Barangkali apa yang kita miliki adalah apa yang orang lain impikan. Tetapi karena kita sudah di sini, setiap hari bergelut dengan hal-hal ini, kita menjadi lupa untuk bersyukur. Merasa jenuh dan melihat ke arah lain yang sepertinya lebih menyenangkan. Padahal tidak selalu yang terlihat indah itu indah.
Because we are arrows, kita pasti akan selalu menemukan cara untuk bangkit lagi setelah jatuh yang berkali-kali. Insyaallah. Karena kita anak panah, maka busur, -yang telah menarik kita jatuh itu-, adalah teman kita. Tanpa busur kita tidak melesat ke mana-mana. Stagnan di tempat. Tanpa busur kita tidak bisa mengudara. Jadi, mari berdamai dengan diri sendiri dan melihat ke beberapa sisi yang mungkin selama ini kita lupakan.
0 comments:
Post a Comment