Sajak Patah Hati (2): Seperti Rindu

Gambar terkait
Merindu selalu saja menyenangkan.
Tetapi merindu orang yang salah, agaknya mengkhawatirkan.
Aku tidak tahu bagaimana harus kuselesaikan ini.

Apa aku harus jatuh berulang kali di kubangan yang sama (lagi)?
Apa aku harus menjadi sedemikian bodoh untuk mencintai orang yang salah (lagi)?

Hidup, memanglah sebuah perjalanan dan pembelajaran.
Dan entah kenapa, aku tak kunjung belajar dari perjalanan yang sudah-sudah.
Aku masih bodoh dan bodoh seperti biasa.

Ya. Kau intinya. Lainnya hanya sampingan saja.
Ya, aku hanya mengenal satu nama itu, dan aku sangat menyukainya.
Aku sangat menyukainya sehingga aku menjadi banyak akal untuk dapat berbicara dengannya
Aku menulis, banyak sekali hal tentangnya, tanpa ia tahu
Aku menyebut namanya berulang kali, tanpa ia mendengar

Aku berdoa untuk kebaikannnya
Berdoa agar ia lekas datang
Berdoa agar kutemui rindu:
Tapi ia tetap lengang

Garis ktia belum juga bersinggungan



0 comments:

Post a Comment