1 Januari 2020
Yeay! Tahun baru. Semangat baru? Harapan baru?
Tidak semuanya baru. Mimpi dan harapannya masih tetap
yang lama, tetapi semangatnya sudah diperbarui ^^
Mimpi yang kemarin sempat didiamkan, insyaallah mulai
hari ini kembali diperjuangkan. Pelan-pelan menata langkah untuk bisa sampai ke
mimpi-mimpi itu. Satu-satu.
Aku bisa memulai dengan Bismillah dulu, karena aku
percaya, semua yang terjadi di dunia ini tidak pernah lepas dari campur tangan
Allah. Dia yang memiliki segalanya di semesta ini, jadi kalau Allah sudah
berkehendak dan ridho, apa yang tidak mungkin?
Bismillah yaa, bismillah bi-idznillah.
Ini ditulis untuk jadi reminder, ketika
besok-besok langkah terganjal, dan semangat lagi patah-patahnya, siapa tahu membaca
ini bisa jadi booster untuk kembali berjalan dan berlari lagi.
Satu: FINLANDIA
Dari dulu, pengen banget ke daerah Scandinavia. See the
northern lights, si cantik Aurora Borealis. Cahaya warna-warni yang menari
di langit, tumpukan salju yang dingin, dan suasana malam yang syahdu, akan
menjadi perpaduan sempurna untuk dinikmati (bersama seseorang :p).
Awalnya,
aku ingin melihat Aurora Borealis di Finlandia. Tepatnya di daerah Saariselka. Sambil
menunggu Aurora muncul, aku bisa menginap dan menghangatkan diri di Igloo yang
atapnya transparan. Di sana ada sebuah hotel bernama Kakslauttanen Arctic Resort
yang menawarkan fasilitas itu. Kurang lebih suasanya seperti dua gambar di
bawah ini.
Cantik kan?
Kebayang serunya see the northern lights dari
tempat seperti itu?
Pasti so worth it dan akan membuat kita semakin
mengagumi ke-Maha-an Allah swt.
Kamar di
atas itu tipe Glass-Igloo. Cuman kalau butuh ruang pribadi dan tempat yang
lebih hangat, I think I will prefer book kamar yang tipe Kelo-glass
Igloo, yang modelnya seperti ini,
Sepertinya tipe Kelo-Glass Igloo ini lebih nyaman, tapi
juga lebih mahal xx.
Kenapa lihatnya pengen dari Finlandia?
Karena Finlandia adalah negara dengan sistem pendidikan
yang baik. Sudah tidak diragukan lagi soal itu. Everybody knows that Finland
is the best country in education field. Jadi, sembari menyelam minum air. Siapa
tahu nanti waktu ke sana ada kesempatan buat sharing dengan beberapa aktivis
pendidikan, guru, walimurid, atau siapa saja. Jadi, jalan-jalan sekalian belajar
hehe.
NORWEGIA
But lately, sepertinya aku ingin melihat
Aurora Borealis dari Norwegia. Syukur-syukur kalau sekali waktu bisa ke
Finlandia terus di waktu yang lain bisa ke Norwegia. Alasan pindah tujuan ke
Norwegia, karena di Oslo, ibu kotanya Norwegia, ada seorang penulis besar
bernama Jostein Gaarder. Aku baru membaca satu karya beliau, Dunia Sophie (yang
sudah terjemahan ke Bahasa Indonesia), tetapi aku sudah jatuh cinta dengan
Beliau. Gaya menulis yang mengalir, dan ilmu filsafat yang diajarkan dengan
cara bercerita sungguh membuatku takjub. Awalnya aku berpikir, tidak mungkin seseorang
dapat menulis buku seberbobot itu tentang filsafat jika dia bukan seorang ahli
dalam bidang itu.
Dan ternyata benar, Pak Gaarder dulunya adalah seorang Dosen
Filsafat salah satu Universitas di Norwegia. Maka tidak heran, jika tulisannya
seluar biasa itu. Dalam buku itu, meskipun Pak Gaarder berbeda kepercayaan
denganku, tetapi aku bisa menemukan nilai-nilai dalam filsafat yang Beliau
paparkan sedikit banyak berkaitan dengan nilai-nilai Islam, terlebih di bidang sufistik.
Misalnya tentang Mitos Gua yang dicetuskan oleh Plato.
Pak Gaarder dengan pilihan kata yang ringan dan berisi,
menjelaskan bahwa Mitos Gua yang digagas oleh Plato menceritakan tentang
orang-orang yang hidup dalam gua, dan hanya melihat segala sesuatu di dunia ini
dari bayang-bayang saja. Mereka sudah sangat puas dengan kehidupan di dalam gua
itu. Suatu ketika, ada salah seorang di antara mereka yang penasaran darimana
bayang-bayang itu berasal. Dia mencoba keluar gua. Mulanya ia silau dengan
cahaya terang di luar. Ia mengerjap-ngerjap sementara waktu. Setelah ia mampu
melihat dengan jelas, ia takjub bukan main dengan keindahan segala sesuatu di
luar gua. Jika sebelumnya, ia hanya mampu melihat setiap benda dengan warna hitam
(karena berupa bayang-bayang), sekarang ia mampu melihat mawar berwarna merah, matahari
bersinar terang, dan daun berwarna hijau.
Setelah mengenal keindahan itu, ia kembali ke dalam gua,
memberi tahu teman-temannya apa yang dia lihat di luar sana, dan mengajak
mereka untuk ikut serta. Bisa kau tebak bagaimana reaksi teman-teman dari orang
itu? Tentu saja menolak. Tidak percaya. Dan bahkan mengira orang yang melihat
keindahan itu sudah gila. Alasannya sederhana, karena orang itu keluar dari
kebiasaan yang telah mereka geluti sekian tahun lamanya.
Sebenarnya cerita itu salah satunya didasari oleh kisah
tragis yang menimpa guru Plato, yakni Socrates, yang sayangnya harus dihukum
mati karena mempertahankan pendapatnya.
Kaitan Mitos Gua dengan dunia sufisme ada pada orang yang
keluar dari gua tadi. Aku sendiri belum pernah merasakan, karena aku bukan sufi
yaa. Aku masih asyik hidup dalam rutinitas yang cukup ini itu. Belum berani
keluar dari zona nyaman. Orang yang keluar dari gua tadi sama halnya dengan
seorang sufi, yang keluar dari adat istiadat masyarakat pada umumnya. Sebagaimana
orang tadi melihat keindahan sejati setlah ia keluar dari gua, maka sufi juga
akan merasakan serta melihat keindahan yang sama luar biasanya – ketika ia
mampu keluar dari belenggu kedunia-an (terbuka satirnya), dan mampu melihat
kebesaran Allah dengan mata batinnya. Tetapi
orang awam, just like me, for sure will think he is strange, karena
dia telah keluar dari kebiasaan manusia pada umumnya.
Cukup dulu tentang Jostein Gaarder dan bukunya ya. Yang jelas
itu alasan kenapa aku ingin ke Norwegia di antara bulan Januari sampai dengan Februari,
katanya di bulan-bulan itu kemungkinan besar kita bisa melihat Festival Aurora.
Nanti dari Oslo, setelah ketemu pak Gaarder, bisa terbang ke TromsΓΈ, to see the sweetheart – Aurora Borealis.
It is too late to keep writing. Remindernya ditulis di post berikutnya saja
:D Good night and have a nice dream.
0 comments:
Post a Comment